Selasa, 26 Desember 2017

Inilah Kopi Kapal Api Pengikat Nusantara, dari Yogya hingga Bajawa #KapalApiPunyaCerita



Pagi hari nan cerah hari libur pun telah tiba. Sanak keluarga berkumpul dengan ceria penuh kasih sayang. Tak luput segelas kopi yang menemani yang mampu mengantarkan suasana lebih hangat. Keluarga adalah segala-galanya dan kopi sudah menjadi sebuah tradisi di keluarga kami.
Kopi yang sejak dulu melegenda di mata saya dan sebagian besar keluarga kami adalah kopi kapal api. Walaupun sudah mencoba kopi-kopi yang lain tetap saja kopi kapal api ini rasanya nikmat dan lebih terasa kemurniannya dari biji kopi yang benar-benar terasa. 
doc pribadi: Kopi Kapal Api Jelas Lebih Enak
Dari turun menurun kopi ini memang melegenda dari ayah lalu ibu saya yang mengikuti jejak ayah saya, kemudian kakak dan terakhir saya. Sejak dibangku sekolah dasar sudah mengenal kopi kapal api yang dulu produk kemasannnya masih ada gambarnya kapal api dengan warna coklat hitam. Sempat beralih dengan kopi lain waktu SMP dengan mencoba kopi mix instan ternyata setelah lulus SMP ternyata rasa ingin kembali lagi pada kopi hitam, pilihan ku jatuh pada kopi kapal api lagi. Entah rasa melegenda itu ingin ku nikmati lagi. Rasa yng khas dan penuh cita rasa membuat sajian kopi kapal api menjadi wajib untuk meningkatkan gairah bekerja terus bersemangat sampai lulus kuliah yang hingga kini. Tentunya kopi kapal api ini menjadi tradisi yang tak ketinggalan setiap pagi.
Srumputan demi srumputan menjadi pantikan semangat mengawali hari. Semakin menambah kecintaan ku pada kopi walaupun banyak orang kadang tidak cocok minum kopi namun mungkin karena sudah terbiasa sejak kecil jadi kalau tidak ada kopi rasanya ada yang kurang. Pengalaman yang membuat ku cukup mendalam terhadap kecintaan pada kopi ketika hidup setahun selama di flores NTT yang telah saya sebutkan di atas. Hal itu menjadi pengalaman yang paling menarik karena di daerah Bajawa, Ngada, NTT memang terkenal dengan kopinya. Tugas mengajar menempatkan di salah sekolah dan secara kebetulan adalah daerah penghasil kopi nikmat. Tidak pernah disangka sebelumnya kalau saya ditempatkan d daerah penghasil kopi. Memang daerah ini di dataran tinggi yang cukup baik untuk tumbuh pohon kopi. Sebelumnya sama sekali belum pernah melihat pohon kopi dan proses pembuatan biji kopi sampai menjadi kopi yang siap minum. 
doc pribadi: tumbuhan kopi di Bajawa
Kopi yang penuh cita rasa ini sungguh mirip rasa kopi ketika saya berkesempatan menikmati kopi Flores khusus kopi Bajawa dari petani lagsung petik bahkan saya sendiripun ikut memetiknya sampai proses menjadi bubuk kopi. Kopi Bajawa yang saya kenal tersebut adalah jenis kopi arabica yang kenikmatannya hampir sama dengan kopi kapal api. Walaupun kopi kapal api yang sudah saya kenal sejak dulu ternyata tidak jauh beda dengan kopi asli yang langsung dari pohon. Ternyata kopi kapal api memang benar-benar terasa kenikmatannya dan kemurnian dari kopi asli. Walaupun telah dikemas dan diolah di pabrik namun kopi kapal api sangat terasa nikmatnya seperti kopi asli Bajawa yang pernah saya cicipi sewaktu tinggal di Bajawa, Flores NTT.
Untungnya saya yang memang penggemar kopi biasa langsung menyesuaikan dengan masyarakat karena disetiap acara pasti minum kopi walaupun itu kopi asli. Kerinduan ku akan minum kopi kapal api terjawab sudah pada kopi Bajawa, Flores yang ternyata memiliki cita rasa yang sama. Walaupun saya orang Yogya yang notabene banyak orang yang tak suka minum namun entah karena sudah tertanam sejak dulu di keluarga saya sehingga minum kopi tidak asing lagi.
Singkat cerita sesudah kembalinya dari Flores, tiba di Yogya pun ingat cita rasa kopi arabica teringat kopi kapal api yang rasanya sungguh luar biasa. Entah pada kopi kapal api itu jenis kopi apa saya pribadi tidak mengetahuinya namun cita rasanya mirip kopi arabica yang ada di Flores.
Terimakasih kopi kapal api, yang memberikan pengalaman kenikmatan kopi sesungguhnya. Menurut saya kopi kapal api adalah kopi nusantara yang mengikat lidah-lidah penikmatnya dari ujung pulau ke pulau lainnya tetap kopi kapal api jelas lebih enak.

Tidak ada komentar: